Jumat, 07 Juni 2013

berapa ribu detik kau tak menyapa, cinta. rindu-rindu menggigil, lalu menjadi bulir-bulir embun yang menetes dari kelopak-
kelopak mata.

Engkaulah musim--yang memekarkan kembang-
kembang harapan di taman-taman sunyi.

Rabu, 22 Mei 2013

Lagi lagi--aku harus belajar pada kenyataan. Bahwa sabar bukan melulu menunggu, tapi memelihara lidah agar tak menusuk kalbu.

Kamis, 16 Mei 2013

Akulah kumbang--terpikat manis nektar pada sekuntum senyum yang mekar di tangkai bibirmu.

jika mencintai adalah pilihan, hatimu tempat dimana cintaku jatuh.

★ april telah kembali, sunrise di ufuk timur lembut membelai pagi; kamu, tak jua berkunjung menemani.

ditengah malam sepi merambat menerjang ingatan, lalu terjatuh pada merah bibirmu yang memabukan.

matamu seumpama pendar bintang, titik cahaya keindahan.

pada malam yang tak pernah ada kamu, ku ceritakan kesendirian ini bersama redup cahaya kunang-kunang.

tiada yang lebih manis dari senyummu, er; bahkan pada nektar dan madu sekalipun.

dada. Ini pernah berdegup hebat, namun didekatmu detaknya lebih cepat dari laju detik.

manis senyummu seumpama nektar, dan aku--kumbang yang merindukan mekar mawar.

itulah sebab aku mengejarmu; manis senyummu seumpama nektar.

Semerbak aroma luka pekat memenuhi rongga dada, ketika sekuntum ingatan mekar di taman kenangan.

Rabu, 23 Januari 2013

Matahari telah sampai diujung barat samudera. Sinarnya redup terbias
gelombang waktu, perlahan tenggelam meninggalkan jingga di kedua
pipimu yang malu
malu.

Senin, 07 Januari 2013

untukmu rindu, Ayah. Debur ombak disamudra raya dan kelepak camar kala
senja, tak lagi denganmu aku kayuh sampan harapan kita.
hal tersulit dalam hidupku, ialah aku tak pernah menemukan jalan menuju hatimu.
Jika saja ragu akan kesetiaanku, puan. Tanyakan saja pada senja,
bersamanya aku pernah menanti kepulangan. Majalengka, Januari 2013
untukmu SENJA, puan. bersamanya aku pernah duduk dan bercerita,
tentang indahnya telaga -- dimatamu. Majalengka Januari 2013
detik detik pertama melangkah tanpamu, Sri Dewi Maharani. seperti
pergantian tahun tanpa gemerlap pesta kembang api. Majalengka, 1
Januari 2013
tak ada yang lebih istimewa dari riuh pesta Tahun Baru, selain duduk
berdampingan denganmu. Majalengka 31 Desember 2012
tegarkan hatimu, kekasih; seperti waktu yang tak pernah mengeluh pada
musim, detiknya tetap berdetak dalam sunyi pekat malam.
Majalengka 2012
meluluhkan hatimu, ev; aku belajar pada sang ombak, ia tak pernah
menyerah menghantam kokoh karang.
Majalengka, 2012
tetaplah berbaik sangka, puan; seperti karang yang tak pernah membenci
ombak, sekalipun badai menghantamnya.
Majalengka, 2012
langkah tegap pria bertelanjang kaki, diantara rimbun embun cahaya
pagi. menuju ladang tempat ia mengenyam sesuap
nasi. Majalengka 2012
di pertengahan musim dingin, padi yang belum menguning. Sesuap nasi,
harga mati kaum buruh ladang.